Practical Problem Solving for Maintenance and Engineer

Tanggal
21 September 2020

Tempat
Hotel Dreamtel Jakarta

Investasi
Rp. 2.600.000,- (Group; REG for 3 person/more; payment before 14 Sep 2020)
Rp. 3.150.000,- (Early Bird; REG before 7 Sep 2020; payment before 14 Sep 2020)
Rp. 3.450.000,- (On The Spot; payment at the latest 21 Sep 2020)
Rp. 3.575.000,- (Full fare)

Deskripsi Pelatihan
Practical Problem Solving yang ditujukan bagi kalangan maintenance dan engineering adalah suatu adalah suatu pengupasan yang sangat practical tentang penanganan suatu masalah / kerusakan yang terjadi pada suatu mesin industri.

Mesin dalam suatu industri bagaikan sumber penghasil uang (:baca profit) tetapi mesin juga dapat berfungsi sebaliknya yaitu sebagai pengambil uang(:baca rugi) jika tidak ada person yang handal sebagai pengelolanya.

Dalam training ini akan dikupas secara practical bagaimana menangani problem yang terjadi pada suatu mesin dengan menggunakan QC 7 Tools sebagai alat untuk mereduksi kerusakan suatu mesin.

Peserta training akan diarahkan untuk dapat menguasai QC 7 Tools sebagai tools untuk problem solving, dapat melakukan observasi secara benar terhadap suatu kerusakan, melakukan analisa kerusakan mesin dengan metode 3-Gen dan 2-Gen, memastikan akar penyebab kerusakan mesin serta penanganannya.

Di akhir training, peserta juga akan diarahkan untuk dapat membuat suatu konsep program maintenance untuk tetap menjaga agar performance mesin tetap di level tinggi serta membuat laporan tentang performance suatu mesin.

Sasaran Program

  1. Peserta training dapat menghitung efisiensi dari suatu mesin serta produktifitas dari suatu unit mesin / line
  2. Peserta training dapat menggunakan fungsi QC 7 Tools dalam “Problem Solving” suatu mesin
  3. Peserta training dapat melakukan observasi suatu kerusakan mesin sehingga didapat akar permasalahan dari kerusakan yang terjadi.
  4. Peserta training dapat menguasai step-step “Problem Solving” dengan metode 4M (Man, Material, Method, Machine) terhadap kerusakan suatu mesin secara terstruktur, tepat dan benar serta menjamin kerusakan yang sama tidak akan terulang lagi.
  5. Peserta training dapat menganalisa kerusakan mesin yang terjadi di sebabkan karena “Natural Deterioration” atau “Forced Deterioration”
  6. Peserta training dapat menggunakan metode 3-Gen dan 2-Gen untuk mengatasi kerusakan suatu mesin
  7. Peserta training dapat membuat “Pareto Chart” sebagai sarana untuk mereduksi kerusakan mesin secara menyeluruh
  8. Peserta training dapat mempelajari kondisi ideal suatu mesin
  9. Peserta training dapat membuat histogram sebagai sarana untuk mempertahankan “Quality of Product” di level yang tinggi
  10. Peserta training dapat membuat suatu program maintenance yang handal untuk mempertahankan efisiensi mesin yang tinggi
  11. Peserta training dapat membuat suatu grafik “Control Chart” untuk mengkontrol kondisi performance mesin agar tetap tinggi
  12. Peserta training dapat membuat suatu bentuk laporan dalam bentuk grafik tentang performance dan efisiensi mesin

Metode Program

  • Dialog Interaktif / Sharing
  • Diskusi Grup
  • Latihan di Kelas
  • Study Kasus

Lama Pelatihan
1 hari (7 jam)

Sasaran Peserta
Teknisi Maintenance / Engineering, Supervisor Maintenance / Engineering, Foreman Maintenance / Engineering, dan lain-lain

Workshop Leader :
Indro Agung Handoko,
Telah berkecimpung di dalam dunia industri kurang lebih 15 tahun. Maintenanance dan Produktifitas, 2 hal yang sangat berkaitan dan saling menunjang telah dikembangkan menjadi suatu sinergi yang hebat dalam suatu sistem manufacture.

Sejak tahun 1999 telah mempelajari dan mengetrapkan Konsep TPM dan Kaizen di dalam suatu industri. Kelebihan dan kekurangan dari implementasi TPM dan Kaizen ini telah dikenali dan diketemukan solusinya.

Awal tahun 2003, mendapatkan Sertificate TPM Basic dari Jepang dan disusul dengan penerimaan Sertificate TPM Advance juga dari Jepang pada akhir tahun 2004. Penerimaan sertificate tersebut tidak diperoleh secara teoritis saja tetapi juga dengan implementasi di Lapangan.

Tidak ketinggalan juga, Sertificate Kaizen Basic dan Advance juga telah diperoleh pada tahun 2001 dan 2005.

Berbekal pengalaman yang mendalam dan sertificate yang diperoleh, berbagai macam project telah berhasil dikerjakan dan berhasil dengan sukses. Project tersebut antara lain:

  • Develop / training 25 group TPM dengan masing-masing group beranggotakan 5-8 orang dari tahun 2003 – 2006. Secara overall dengan TPM berhasil menurunkan Break Down rata-rata 15%, bahkan ada yang mencapai 40%.
  • Develop / training 8 group Kaizen dengan masing-masing group beranggotakan 5-8 orang dari tahun 2001 – 2006. Secara overall dengan Kaizen, produktifitas dapat ditingkatkan rata-rata 20%.
  • Presentasi tentang Keberhasilan TPM di Jepang pada tahun 2005.
  • Pada November 2006 mendapat Medali Perak pada ICQCC, suatu konvensi international tentang QCC / SGA.
  • Pada Februari 2007 menjadi pemenang ke-2 dalam lomba Best Practice Competition yang diselenggarakan oleh Omron Head Quarter di Kyoto-Japan.
  • Sekarang sudah bergabung dengan ISSI Training dan Selnajaya Training sebagai Ascociate Trainer dan Productivity Consultant.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *