Leaders’s Future Communication Style

Pentingnya teknik Storytelling untuk para Managers

Topics of Learning:

  1. Kekuatan Storytelling dalam komunikasi,
  2. Menceritakan Data, menyajikan data menggunakan alur cerita,
  3. Menggunakan visual untuk bercerita (Visual storytelling),
  4. Masa depan cara berkomunikasi yang efektif.

Saat ini dan masa depan akan banyak perubahan besar yang harus dilakukan oleh top leaders. Banyak perubahan yang gagal karena komunikasi internal dan eksternal yang kurang efektif, dan kekurang efeftifan komunikasi pasti berdampak pada eksekusi dan pada akhirnya mengganggu kinerja. Storytelling memberikan solusi untuk meng-engage pihak-pihak terkait dalam mengefektifkan komunikasi, sehingga perubahan-perubahan besar akan lebih mudah dieksekusi.

Mengapa melalui Storytelling?

Cerita–baik rekaan atau kisah nyata disukai hampir semua orang, sulit rasanya disanggah— cerita mempermudah pesan untuk dipahami, memperlama pesan menetap di pikiran kita, kita seolah punya DNA cerita.

Menurut penelitan-penelitian, setiap kali seseorang mendengar cerita, bagian otak yang memproses penglihatan, suara, rasa dan pergerakan menjadi lebih aktif, otak melepas hormon dopamin ketika seseorang mengatakan “Pada suatu hari–di sebuah kota kecil”. Cerita yang juga dapat berupa parabel, analogi, legenda bahkan mitos secara klinis lebih banyak memainkan hormon dopamin, oxitocin, endorfin bahkan adrenalin dan kortisol.

Cerita menghargai  uang, kawan, keluarga, pendidikan, keadilan, lingkungan bahkan produktivitas.

Cerita punya kekuatan. Namun ketrampilan bercerita belum dimiliki oleh mereka-mereka yang perlu menggunakannya— guru, dosen, penyuluh, pengkotbah, penyaji dan para Eksekutif.

Berikut adalah bagaimana cerita atau kerangka cerita digunakan oleh beberapa tokoh yang saya kenal:

Steve Job menggunakan fitur tension-and release untuk mempermainkan emosi audience-nya ketika memperkenalkan produk baru. Chris Anderson dan presenter TED menggunakan gaya cerita untuk berbicara 18 menit disaksikan jutaan orang setiap hari, Prof Rhenald Kasali bercerita tentang fakta-fakta menarik dan relevan di setiap podcast-nya, Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo sering gunakan metafora dalam ktobahnya, Jack Ma gunakan cerita menggugah di hampir setiap wawancaranya dan masih banyak tokoh lain yang telah merasasakan pentingnya gaya bercerita untuk mendapatgkan perhatian penuh dari audience-nya.

Untuk tujuan tertentu sesorang bisa gunakan beberapa jenis cerita untuk menghibur, memberi instruksi, mengajarkan moral, membujuk hingga terapi. Earlando Forum dan Rumah Perubahan Jakarta Escape menyelenggarakan Seminar tentang Storytelling untuk para Eksekutif, Storytelling for Business Excetutives.

Target Audience
Manager dan Senior Manager (Senior executives)

26 Juni 2023
Pk. 09.30-15.30

Venue:
Pendopo Building
Rumah Perubahan Jakarta Excape
Jl Mabes 2 No 5 Jatimurni Bekasi

Acara ini diselenggarakan di Rumah Perubahan Jakarta Escape, sebuah tempat yang tenang dan asri dengan beberapa recreational spots seperti hutan bambu, animal feeding, kolam renang, Sunday market dan beberapa yang lain termasuk fasilitas untuk out-bond dan barak penginapan.

Seminar Facilitator
Prof. Rhenald Kasali
Earlando

Profil nara-sumber:
• Prof. Rhenald Kasali adalah akademisi dan praktisi bisnis, Ia juga merupakan guru besar bidang Ilmu manajemen di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Disamping rutin membuat podcast video dengan konten bergaya storytelling—mulai dengan topik generasi stroberi hingga ke urusan Silicon Valley Bank, Prof. Rhenald telah menulis belasan buku yang merubah lanskap dan cakrawala ilmu di tahan air.
• Earlando, pemerhati dan fasilitator pelatihan Business Storytelling, telah membuat buku Storytelling with Data dan Visual Storytelling, dalam tuturannya, Earlando menyampaikan data dan visual tidak akan mengikat orang bila tidak disajikan dengan gaya storytelling.

Topics
1. Kekuatan Storytelling dalam komunikasi,
2. Menceritakan Data, menyajikan data menggunakan alur cerita,
3. Menggunakan visual untuk bercerita (Visual storytelling),
4. Masa depan cara berkomunikasi yang efektif.

Pengenalan tentang Cerita dan Kekuatan Cerita:
Cerita memiliki kekuatan untuk mempengaruhi, menginspirasi, dan menghubungkan pembaca atau penonton secara emosional. Dengan daya tarik emosional, pesan yang kuat, karakter yang menarik, plot yang menarik, dan gaya penulisan yang kuat, cerita memiliki potensi untuk menciptakan pengalaman yang mendalam dan memberikan dampak yang signifikan pada orang yang mengalami cerita tersebut.

Menceritakan data:
Menceritakan data adalah suatu cara untuk mengkomunikasikan informasi dengan menggunakan narasi atau cerita. Ini melibatkan menyajikan data dalam format yang menarik dan mudah dipahami, sehingga dapat membuat audiens terhubung dan tertarik pada informasi yang disampaikan. Dalam menceritakan data, penting untuk menjelaskan konteks, menggambarkan perubahan atau tren yang relevan, menggunakan visualisasi data yang efektif, dan mengaitkan data dengan cerita yang lebih luas. Dengan menggabungkan fakta dan narasi, menceritakan data dapat membantu menghidupkan informasi yang kering menjadi sesuatu yang lebih menarik dan dapat dimengerti oleh audiens.

Bercerita menggunakan visual:
Visual storytelling adalah pendekatan dalam menceritakan cerita dengan menggunakan elemen visual, seperti gambar, grafik, ilustrasi, atau video, sebagai media utama untuk menyampaikan pesan. Dalam visual storytelling, gambar atau visual menjadi alat utama untuk menggambarkan narasi, mengungkapkan emosi, atau menyampaikan informasi kompleks dengan cara yang lebih mudah dipahami oleh audiens. Visual storytelling memiliki kekuatan untuk membangkitkan emosi, menangkap perhatian, dan membuat cerita menjadi lebih menarik dan mudah diingat. Dengan penggunaan yang efektif dari komposisi visual, warna, dan elemen desain lainnya, visual storytelling dapat membawa cerita dan pesan yang kuat kepada audiens secara lebih visual dan memikat.

Masa depan gaya komunikasi Storytelling:
Teknologi yang semakin maju dan inovatif akan memberikan ruang bagi gaya komunikasi storytelling di masa depan yang lebih interaktif, imersif, dan personal. Melalui penggunaan kecerdasan buatan dan realitas virtual, cerita akan menjadi pengalaman yang lebih aktif, Audiens memiliki kemampuan untuk berinteraksi, mempengaruhi jalan cerita, dan merasakan secara multisensorik. Kolaborasi dan partisipasi juga akan menjadi kunci, di mana pencerita dan audiens dapat berkolaborasi dalam menciptakan konten dan cerita yang lebih inklusif dan mencerminkan keberagaman perspektif.

Seminar fee
Rp. 2.900.000/ orang
Earlybirds, Rp. 2.000.000

Peserta mendapat:
1. Empat (4x) sesi workshop selama 1 minggu, secara online
2. Sesi Offline di Rumah Perubahan, selama 5 jam
3. Dua (2) buku, Storytelling With Data, Visual Storytelling

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *